PEMBELAJARAN AL-QURAN
UNTUK SEMUA JENJANG
Alif Lam Jalalah adalah hukum tajwid yang berlaku
untuk membaca lafal Allah ( الله )
. Sering juga disebut Lam Jalalah atau Al-Jalalah.
Ciri-ciri Alif Lam Jalalah, pada mushaf standar
Indonesia, ditandai dengan Alif Kecil di atas tanda Tasydid pada huruf
Lam, simbol yang sama seperti hukum Mad Thobi’i. Dan kadar panjang bacaannya adalah 2 harakat. Namun apabila berhenti
(waqaf) boleh dibaca 2, 4 atau 6 harakat.
Pada mushaf Timur Tengah, umumnya di atas Tasydid
diharakati Fathah biasa/miring atau tanpa Alif Kecil. Sementara huruf
Alif-nya terdapat simbol Sakna (penggalan kepala huruf Shad), sebagai penanda
bahwa Alif tersebut adalah Hamzah Washal (akan dibahas di bagian bawah).
Cara membaca Alif Lam Jalalah terdiri dari dua macam,
yaitu:
- Tafkhim (dibaca tebal): apabila huruf sebelumnya berharakat Fathah
atau Dhammah
- Tarqiq (dibaca tipis): apabila huruf sebelumnya berharakat Kasrah
Contoh Alif Lam Jalalah dibaca Tafkhim
(Tebal):
Huruf Sebelumnya Berharakat Fathah
Huruf O, pada tulisan latin untuk kata
‘Alloh’ di atas adalah untuk menunjukkan suara bacaan.
Mengikuti Hukum Tajwid, harusnya ditulis
dengan menggunakan huruf A, bukan O, yaitu Allah
Huruf Sebelumnya
Berharakat Dhammah
Contoh
Alif Lam Jalalah dibaca Tarqiq (Tipis):
Contoh Alif Lam Jalalah dibaca Tarqiq
(Tipis):
Selain lafal Allah,
kata Allahumma ( اللَّهُمَّ
)
juga termasuk bagian dari cara membaca Tafkhim, maka cara membacanya adalah
“Alloohumma”.
Namun, yang benar-benar
harus diperhatikan adalah ketika bertemu dengan kata Al-Laata ( اللّٰتَ ) yang terdapat pada Surah An-Najm
ayat 19.
Jadi, cara
membaca Al-Laata cukup dengan dilafalkan sebagaimana huruf Lam biasa, yaitu
Al-Laata.
Ciri-ciri
yang perlu diingat adalah terdapat huruf Ta ( ت ) pada lafal Al-Laata .
Hamzah Washal pada Hukum
Alif Lam Jalalah
Di atas sempat disinggung, bahwa huruf Alif pada hukum Alif Lam Jalalah
sebenarnya adalah Hamzah Washal. Pada mushaf Timur Tengah terdapat tanda Sakna
(penggalan kepala dari huruf Shad) di atas huruf Alif. Lihat gambar dibawah
ini!
Ada beberapa poin penting untuk membaca Hamzah Washal pada hukum Alif Lam
Jalalah, yaitu:
- Apabila berada di
PERMULAAN AYAT atau IBTIDA’ (memulai bacaan setelah waqaf), Hamzah
Washal pada Alif Lam Jalalah selalu dibaca atau berharakat FATHAH,
sekalipun di atas huruf Alif tidak terdapat harakat Fathah. Jadi, tetap
dibaca ALLOH, dan keliru apabila dibaca Illoh atau Ulloh.
- Apabila Hamzah
Washal disambung dengan kata atau ayat sebelumnya, maka Hamzah Washal
tidak dibaca. Atau huruf sebelumnya langsung masuk ke huruf Lam Jalalah.
CONTOH:
Pada Surah Ash-Shaaffat ayat 126 di
bawah, Hamzah Washal-nya tidak terdapat harakat Fathah, namun tetap dibaca
Allah.
Dan apabila diwashal dengan ayat
sebelumnya, maka Hamzah Washal-nya tidak dibaca.
- Membaca Hamzah
Washal yang terakhir pada Hukum ALif Lam Jalalah adalah apabila bertemu
dengan Tanwin.
- Tanwin dibaca
sebagaimana huruf berharakat biasa (jika fathatain menjadi harakat
fathah, kasrahtain menjadi kasrah, dan dhammatain menjadi dhammah),
- Sedangkan Hamzah
Washal-nya, diganti menjadi suara huruf Nun berharakat Kasrah, atau
dibaca “NI”. Sehingga akan dibaca Tarqiq menjadi “NILLAH“.
- Pada mushaf
standar Indonesia, umumnya ditandai dengan huruf Nun Kecil yang terletak
dibawah Hamzah Washal atau disebut dengan Nun Wiqayah.
PERHATIKAN CONTOH SURAH AL- A’RAF AYAT 164
DIBAWAH INI !
Sekali
lagi, munculnya penandaan Nun Wiqayah ini karena terjadinya pertemuan Tanwin
dengan Hamzah Washal.
Mengenai istilah Nun
Wiqayah ini sebelumnya telah dijelaskan pula pada Hukum Alif Lam
Qamariah dan Alif Lam Syamsiah. Pada Mushaf Timur Tengah, istilah Nun Wiqayah tidak
dikenal.
Tujuan penambahan Nun
Wiqayah ini kemungkinan besar adalah untuk memudahkan dan menghindari
kekeliruan bagi pembaca Al-Quran yang awam yang tidak begitu dalam mempelajari Ilmu Tajwid,
bagaimana cara membaca Hamzah Washal yang benar.
Namun, perlu digarisbawahi, yang
terpenting bukan ada atau tidaknya Nun Wiqayah di dalam Mushaf.
Akan tetapi, cara membaca dan bagaimana memahami hukum-hukum Tajwid-nya. Perlu
juga diingat, tidak semua mushaf memberikan tanda Nun Wiqayah.
Contohnya,
cara memawashal ayat 1 ke ayat 2 pada Surah Al-Ikhlash.
Adalah
sebuah kekeliruan, apabila dibaca dalam satu nafas (sambung/washal) dibaca:
”
Qul huwalloohu ahadun Alloohush shaamad “
Perhatikan,
bahwa Ahadun (Tanwin) bertemu dengan Hamzah
Washal (Alif Lam Jalalah).
Maka,
sekalipun tidak ada Nun Wiqayah di bawah Hamzah Washal, hukum bacaan tetap
berlaku.
”
Qul huwalloohu ahadunillaahush shaamad “
*****
Sebagaimana
telah dijelaskan pada hukum-hukum sebelumnya, sebaiknya hindari mewashalkan
ayat yang satu ke ayat berikutnya,
kecuali
sudah benar-benar paham dengan hukum-hukum Tajwid dan cara-cara Mewashalkan
Ayat. Berhenti satu ayat-satu ayat, sebenarnya telah sempurna maknanya.
Apabila
dalam proses menghapal Al-Quran, ada
baiknya hapalan disimak oleh guru yang benar-benar ahli
atau
banyak-banyak mendengar dan memperhatikan murottal qori-qori internasional
untuk mengoreksi bacaan sendiri, seperti murottal Sheikh Abdul Rahman
Al-Sudais, AL-Husari, Saud Al-Shoraim, Hani Al-Rafaei, Mishari Al-Efasi, dan
lain-lain.
The Best Casinos - DrmCD
BalasHapusThe 울산광역 출장안마 Best Casinos · 1. Microgaming · 2. 밀양 출장샵 Ignition · 3. Bovada 경기도 출장샵 · 4. Bovada. 태백 출장마사지 The 광명 출장마사지 Best Casinos in the USA · 5. Microgaming.